Artefacts Soroti Limbah Fashion: Kampanyekan Gaya Hidup Berkelanjutan Lewat Seni dan Edukasi

Jakarta, 8 Juni 2025 – Menanggapi meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari industri fast fashion, Artefacts (Art Tells the Facts) hadir sebagai wadah edukatif dan artistik yang mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mengkampanyekan gaya hidup berkelanjutan. Diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia pada 8 Juni 2025, kegiatan ini mengusung tema “Trendy Today, Trash Tomorrow” sebagai refleksi kritis terhadap pola konsumsi mode yang tidak ramah lingkungan.

Krisis limbah fashion kini menjadi perhatian serius dalam dinamika lingkungan hidup di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan industri fast fashion, yang dipicu oleh perubahan tren yang cepat serta pola konsumsi yang berlebihan, telah menyebabkan peningkatan signifikan pada volume sampah tekstil.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia menghasilkan sekitar 1,8 juta ton limbah setiap tahunnya, dengan 60 hingga 70 persen berasal dari industri fast fashion. Kondisi ini menunjukkan urgensi untuk mendorong transformasi industri fashion ke arah yang lebih berkelanjutan.

Pembukaan Acara Artefacts

“Melalui pendekatan kolaboratif yang mengedepankan kreativitas dan edukasi, Artefacts diharapkan dapat menjadi platform strategis dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap limbah fashion, bahwa pakaian bekas bukan sekadar sampah, melainkan sumber daya yang dapat diolah kembali menjadi karya seni bernilai,” jelas Ketua Pelaksana Artefacts Salsabila Khalfian saat membuka Artefacts (Art Tells The Facts), di Galeri Nasional Indonesia, Minggu (8/6).

Melalui empat rangkaian utama – Art Exhibition, Fashion Show, Panel Talks, dan Workshop sebagai pendekatan edukatif yang mengintegrasikan kesadaran lingkungan dengan ekspresi kreatif. Seluruh kegiatan dirancang tidak hanya untuk meningkatkan literasi publik mengenai isu limbah fashion, tetapi juga mendorong partisipasi aktif dalam solusi berbasis praktik berkelanjutan.

Art Exhibition Artefacts

Pameran seni menampilkan instalasi dan material fashion bekas yang diolah menjadi karya dengan nilai artistik dan pesan ekologis yang kuat. Peragaan busana hasil upcycling menampilkan koleksi fashion yang membuktikan bahwa keberlanjutan dan estetika dapat berjalan beriringan. Sementara itu, diskusi panel menghadirkan pelaku industri yang konsisten mendorong prinsip ekonomi sirkuler dalam praktik bisnisnya.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan dalam industri mode, Artefacts juga menghadirkan penjahit lokal melalui booth perbaikan pakaian gratis (free repair booth). Inisiatif ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi pengunjung, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam mendukung UMKM serta mendorong kebiasaan memperpanjang usia pakai pakaian yang sudah dimiliki. Kehadiran booth ini sejalan dengan misi acara untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam mengkonsumsi fashion dan mulai beralih ke praktik yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Penjahit dan Reparation Booth

Dalam sesi Panel Talks, Caine Aurilia selaku Kepala Edukasi Setali, menekankan pentingnya perubahan pola konsumsi. “Isu limbah fashion tidak hanya menyangkut produksi, tetapi juga keputusan konsumen. Edukasi publik menjadi kunci untuk mendorong gaya hidup yang lebih bertanggung jawab,” ujarnya.

Sementara itu, Nicholas Constantius Kadarisman, pendiri Constan_Studio, menekankan bahwa praktik upcycling tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membuka ruang inovasi dalam industri fashion. “Desain berkelanjutan adalah masa depan industri kreatif. Limbah tekstil bukan akhir dari nilai sebuah produk, melainkan awal dari transformasi baru,” ujarnya.

Panel Talks

Bersama Kolaborator

Dalam sesi workshop bersama EcoTouch, peserta diajak mengolah kain bekas menjadi tas jinjing melalui teknik tambalan, bordir, dan lukis tangan. Kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa praktik daur ulang dapat diadopsi oleh siapa saja, bahkan dari lingkup paling sederhana sekalipun.

Didukung oleh kolaborasi dengan mitra seperti Setali, Constan_Studio, dan EcoTouch, Artefacts memperkuat pesan bahwa solusi terhadap krisis limbah fashion harus bersifat kolektif dan berbasis edukasi. Melalui seni dan partisipasi aktif, Artefacts mengajak publik untuk melihat keberlanjutan sebagai gaya hidup, bukan sekadar tren.

Berita Terbaru

Agenda Mendatang

 

28-30

April

Pekan Praktisi 2025

2

Mei

Seminar Mahasiswa, Industri, dan Komunikasi (SMKIM) 2025

31

Mei

Fikom Expo 2025

1-8

Juni

Communication Week 2025

16-20

Juni

Ujian Akhir Semester (UAS) Genap 2024/2025